Beranda Ragam Pdt. Musa Salusu, M.Th. – Ketua Umum Panitia Sidang Raya PGI XVIII...

Pdt. Musa Salusu, M.Th. – Ketua Umum Panitia Sidang Raya PGI XVIII -2024. : “Dukungan Pemerintah dan Warga Jemaat akan sukseskan Sidang Raya PGI”.

0

TEROPONGBULUSARAUNG. COM, MAKASSAR – Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) bakal menggelar acara akbar 5 tahunan, Sidang Raya PGI XVIII, pada 1 sampai 14 November 2024. Tahun ini giliran Toraja, Sulawesi Selatan bertindak sebagai tuan rumah.
***

Sidang Raya merupakan ajang pesta iman gereja – gereja di Indonesia, dan juga forum pengambilan keputusan tertinggi PGI. Sidang ini tidak hanya milik gereja tapi juga masyarakat.

Ketua Umum Panitia Sidang Raya PGI XVIII, Pendeta Musa Salusu mengaku tidak hanya melibatkan umat Kristen saja, tapi juga menggandeng tokoh agama lain seperti muslim dan Katolik, tokoh adat, tokoh masyarakat, serta pemerintah guna menyukseskan hajatan ini. “Sehingga semua pihak bergandengan tangan mempersiapkan kelancaran dan kesuksesan Sidang Raya ini,” jelas Musa Salusu, Kamis (25/1/2024).

Calon Anggota DPD RI ini mengharapkan dukungan dari berbagai pihak, mulai Pemerintah, para jemaat dan masyarakat Toraja.
Pasalnya, Sidang Raya di Toraja yang bakal dihadiri sedikitnya 3.000 orang utusan dari 97 sinode anggota PGI ini menjadi wadah promosi budaya, pariwisata, produk UMKM Toraja sehingga makin dikenal di kancah nasional maupun internasional.

“Ini untuk kepentingan kita semua, demi nama baik Toraja. Karena ini akan mempengaruhi semua sektor di Toraja. Utamanya pariwisata Toraja akan terangkat secara nasional karena tamu-tamu yang datang bukan hanya pimpinan-pimpinan gereja, tapi semua pimpinan agama baik dari dalam negeri maupun luar negeri,” jelas Musa.

“Kami sudah berkomunikasi dengan gereja-gereja, dan mereka siap terlibat, bahkan berkontribusi demi suksesnya Sidang Raya PGI ” ungkap Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Toraja Utara itu.

“Kita menggelarnya tidak terlalu mewah, “Presiden atau wakil presiden terpilih kita undang. Waktu di Kalimantan Presiden Gus Dur yang datang, di Nias Wapres Jusuf Kalla. Nah, di Toraja ini tepatnya dua minggu setelah pelantikan presiden terpilih. Mudah-mudahan bisa hadir meluangkan waktu.

Pembukaan Sidang Raya dilaksanakan pada 1 November 2024 di Pelataran Tongkonan Kete Kesu, salah satu ikon desa adat yang menyimpan banyak cerita dan sejarah Tana Toraja, sehingga makin menguatkan fenomenalnya Budaya Toraja. Segala persiapan terus dimatangkan secara detail dan terperinci, meliputi akomodasi, penginapan peserta hingga acara puncak.

Musa Salusu merupakan seorang Pendeta Gereja Toraja yang saat ini telah Emeritus. Ia menjadi Pendeta Gereja Toraja pada 1985. Pria kelahiran Rantepao, Toraja, Sulawesi Selatan 4 Maret 1958 itu sudah sejak lama concern dalam menyuarakan dan merawat nilai-nilai kebangsaan di tanah kelahirannya, Sulawesi Selatan. Nilai-nilai budaya, keharmonisan, kerukunan di tengah keragaman agama dan adat istiadat adalah misi utamanya maju sebagai calon senator.

Mantan Ketua Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja itu mengaku awalnya tidak berpikir masuk politik dan ikut kontestasi. Tapi setelah purnatugas, banyak tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat menginginkan dirinya maju sebagai calon anggota DPD RI dari Sulsel.
Mereka menilai Musa bisa berbuat lebih banyak dalam skala nasional.

Beragam program unggulan ia tawarkan lewat roadshow politik dan temu masyarakat dalam bentuk silaturahmi. Selain memberikan kartu nama dimana didalamnya tertera menyisipkan nama lengkap, foto, serta nomor urut, Musa Salusu juga mendengar serta mencatat setiap aspirasi warga yang ditemuinya.

Kartu nama sebagai calon DPD RI saya bagi-bagikan ke masyarakat supaya mereka ingat sampai masuk TPS nanti. Puji Tuhan masyarakat menyampaikan beragam aspirasi, dan respon mereka sangat positif. “Semua tempat dan kelompok masyarakat yang kami kunjungi menyambut dengan sangat baik, sehingga tanpa mendahului kehendak Tuhan, saya sangat optimis terpilih sebagai anggota DPD RI 2024”, ungkapnya.

Tak ketinggalan, sebagai tokoh pemersatu, Musa juga mensosialisasikan dasar kebangsaan terutama 4 pilar Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
“Karena dengan cara itu kita sebagai bangsa dengan beragam suku, ras, dan agama bisa rukun dan bersatu, kalau masyarakat memahami landasan negara dan tujuan negara,” papar Magister Theologia STT INTIM Makassar ini. (*/ramli)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini